Monday, December 28, 2009

Hujan dan rempeyek kacang



Hujan di penghujung tahun selalu membuat aku malas untuk ngantor.........kebayang aja asyiknya keruntelan di tempat tidur dengan lilin22 kecilku......apalagi saat ini mereka sudah memasuki masa liburan panjang semester.......pengennya siy ambil cuti trus pelesiran.......tapi apa daya akhir tahun justru masa22 genting bagi perusahaan swasta seperti tempatku bekerja, untuk menyiapkan segala sesuatunya sebelum kwartal pertama awal tahun berikodnya tiba......hiks.....
ya sudahlah.....dinikmati aja deh......tho dunia tetap harus ditakhlukan bukan...?? SEMANGAAT.....!

Hari itu pulang kantor cuaca udah gelap petanda hujan deras akan segera datang *dalam hati ngrundel.....nyesel gag minta dijemput* udara dingin bercampur angin kencang membuat sebagian orang urung untuk menunggu bis di halte yang akhirnya balik lagi ke dalam gedung perkantoran.......

Aku tetap bertahan nunggu patas AC kesayangan di halte seberang kantor........ mengabaikan gerimis kecil yang sudah mulei turun........crop jacket dan syal yang aku kenakan ternyata tidak mampu menahan dinginnya tiupan angin......ini Jakarta bukan yaa....?? kok tumben dingin banged seh......tiba22 dari kejauhan aku lihat seorang ibu22 tua dengan hanya mengenakan cardigan lusuh berusaha menahan dingin sambil tetap menjajakan dagangan yang dibawanya dengan keranjang yang terbuat dari anyaman plastik..............bulir22 gerimis kecil mulai membasahi kerudungnya..........dia berusaha menawarkan sekantung makanan ke setiap orang yang dilaluinya......tapi tak satu orangpun tertarik untuk membeli......
Dari jarak dua meteran aku baru bisa melihat dengan jelas bahwa barang dagangannya adalah rempeyek kacang dan ikan teri.......karena tepat di jarak dua meter dari aku berdiri, seorang wanita berniat untuk memilih dagangan ibu itu..............alhamdulillah ternyata ada juga yang tertarik untuk membeli, tapi setelah pilih sana pilih sini.......tiba22....lhoo kok gag jadi dibeli ya???? sementara berkantung22 rempeyek sudah dikeluarkan dari keranjang.

"Gag jadi beli deh bu.......takut hancur dijalan....?? nanti gag enak lagi deh rasanya......"
*lhaaa...memang kalo rempeyek hancur bisa berubah rasa gitu...???*

ibu penjual berusaha tabah dengan tetap tersenyum........satu persatu kantung rempeyek dimasukan kembali kedalam keranjang........setelah merapikan kerudungnya yang agak berantakan karena kencangnya angin bertiup, kembali ia berjalan menjajakan dagangannya dan kali ini tepat berada dihadapanku............

"Rempeyek neng.........enak rasanya........ini buatan ibu sendiri......"

gag tega liatnya......dibeli aja kali ya pikirku.......lalu bagaimana bawanya??.......sementara kedua tanganku sudah sibuk membawa beberapa jinjingan....
dan lagi baru kemarin dapat kiriman rempeyek buatan ibuku tercinta satu kaleng krupuk besar...........iya ibuku selalu membuatkan rempeyek untuk cucu22nya.....apalagi lilin22 kecilku paling seneng makan nasi dengan sesuatu yang kriuk-kriuk.........jadi aja rempeyek kiriman sang nenek rutin datang setiap dua hari sekali.

lalu bagaimana dengan ibu penjual itu......aku kasih uang sedekah aja kali ya tanpa harus membeli daganganya........tapi elokkah bersikap seperti itu....???

"neng......mau beli rempeyek ibu khan.........enak kok......"
"ehh....iya mau bu..." tiba22 tanpa pikir panjang aku langsung menyetujui penawarannya
"berapa harganya bu........"
"satu kantung tujuh ribu lima ratus aja.....enak kok neng rempeyeknya...."

aku langsung keluarkan selembar uang berwarna biru........

"saya beli satu bu.........ini uangnya......kembaliannya ibu ambil aja......"

Seketika ibu itu terdiam lalu kulihat matanya mulai berkaca-kaca.......*aku mulai berfikir jangan22 ada sikapku yang salah* dan beberapa detik kemudian mengalir ucapan syukur dan doa yang amat panjang dari bibirnya........
dia menanyakan namaku, umurku, anak22ku, tempatku bekerja.......dan kembali doa panjang dipanjatkannya.......demi keselamatan dan berkah untukku......

SUBHANALLAH........tak pernah kuduga bahwa sedekah kecil yang aku berikan ternyata berbuah begitu banyak pahala untukku.......doa panjang ibu penjaja rempeyek mampu mendatangkan sesuatu yang tiba22 mengalirkan rasa bahagia di dada..........

Alhamdulillah ya Allah..........nuraniku telah menuntunku untuk selalu ikhlas mengeluarkan beberapa puluh ribu yang untuk sebagian orang mungkin uang senilai itu tidak ada artinya........tapi untuk sebagian orang yang lain, satu koin lima ratus rupiahpun bernilai begitu berartinya buat mereka.........dan dengan hanya selembar uang berwarna biru aku dapat rempeyek kacang dan doa yang teramat panjang.......


Gerimis masih menghiasi langit......ibu penjual rempeyek berpamitan untuk melanjutkan perjuangannya menakhlukkan dunia dengan semangat menjajakan rempeyek buatannya........

Aku tersenyum malu kepada diriku sendiri........nuraniku seakan tersentil dengan semangat ibu itu.......hujan di penghujung tahun tidak seharusnya membuat aku jadi pemalas bukan.....???


hdajh

No comments:

Post a Comment